Bye Dolar AS, RI-Malaysia Kembali Perpanjang Perjanjian LCBSA

Beritacenter.COM - Bank Indonesia (BI) dan Bank Negara Malaysia (BNM) dilaporkan telah sepakat memperbarui perjanjian swap bilateral dalam mata uang lokal atau Local Currency Bilateral Swap Arrangement (LCBSA). Dengan adanya perjanjian itu, RI dan Malaysia tak lagi menggunakan dolar AS dalam melakukan transaksi.

Dimana nilai transaksinya dilaporkan telah mencapai RM 8 miliar atau Rp 28 triliun. Adapun perjanjian ini akan berlaku efektif selama 3 tahun. Pembaruan ini merupakan pembaruan atas perjanjian yang pertama kali disepakati pada 2019 lalu. Dengan adanya pembaruan LCBSA ini, maka kerjasama keuangan antar kedua bank sentral akan semakin kuat.

Baca juga :

• Jokowi Soroti Potensi 662 Juta Ton Aspal di Buton, 2 Tahun Lagi RI Stop Impor Aspal!
• Menteri Bahlil : Karbon Kita Dihargai Murah, Kita Perjuangkan Keadilan Harga Karbon!
• KKP Kawal Ekspor 1.000 Lintah Hidup Masuk Pasar Malaysia

Selain itu, Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut dengan adanya pembaruan LCBSA ini juga turut mencerminkan keberlangsungan penguatan kerjasama keuangan antar BI dan BNM. Dia berharap, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan pasar terhadap fundamental ekonomi di kedua negara.

"Pembaruan perjanjian juga menunjukkan komitmen bersama untuk memperkuat stabilitas pasar keuangan melalui penggunaan mata uang lokal yang lebih luas untuk transaksi bilateral antara Indonesia dan indonesia," kata Perry dalam siaran pers, Selasa (27/9/2022).

Sementara itu, Gubernur Bank Negara Malaysia Tan Sri Nor Shamsiah Mohd Yunus menyebut perkembangan arus perdagaan yang deras antara Malaysia dan Indonesia saat ini juga harus dipertimbangkan.

Dia menyebut pihaknya menyambut baik adanya kerja sama antara BI dan BNM melalui pembaruan perjanjian LSCBSA ini.

"Kerja sama LCBSA ini juga melengkapi kerja sama keuangan yang telah dimiliki kedua bank sentral yang ditujukan untuk mendorong penggunaan mata uang lokal pada aktivitas perdagangan dan investasi antar kedua negara," ujar Tan Sri Nor.