Rouli Rajagukguk : Pusaran Pajak Rakyat Jadi Arogansi Keluarga Pejabat

(Rapot Merah Pejabat Di Kementerian Keuangan)

Setiap hari, masyarakat disajikan berita tentang arogansi dan kehidupan glamor para pejabat Kementerian Keuangan beserta keluarga. Mulai dari Pejabatnya sendiri, istrinya, sampai anak pejabatnya memliki kehidupan yang boombastis dan penuh sensasional.

Pamer harta kekayaan seakan menjadi hal biasa untuk menunjukan status kehidupan sosial mereka, padahal rakyat yang selalu mengalokasi uanya untuk membayar pajak agar dapat menyandang predikat “TAAT PAJAK”.

Tentunya ada kebanggaan tersendiri bagi rakyat yang selalu taat membayar pajak, karena mereka berhasil menjaga roda kehidupan bangsa dan negara agar selalu berjalan sesuai dengan tujuannya. Kehidupan suatu negara memang membutuhkan banyak uang, darimana mendapatkan uang tersebut agar kebutuhan suatu negara tercukupi? Salah satunya dari “PAJAK”.

Tetapi kesadaran rakyat untuk membayar pajak ternodai dengan kehidupan arogansi dan glamoritas para pejabat dan keluarga Kementerian Keuangan. Rasanya bukan kali ini saja skandal hitam di Kementerian Keuangan menjadi sorotan publik, sudah banyak peristiwa-peristiwa yang membongkar skandal hitam di Kementerian Keuangan, salah satunya kasus Gayus Tambunan sampai yang terjadi saat ini.

Penobatan rapot merah pada jajaran Kementerian Keuangan pun sangat pantas diberikan kepada para pejabat Kementerian Keuangan, skandal hitam di Kementerian Keuangan seakan tidak pernah akan berhasil diberantas oleh seorang Sri Mulyani.

Dari sini kita dapat melihat Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan memang berhasil mengajak masyarakat untuk taat membayar pajak, bahkan Sri Mulyani berhasil meningkatkan pajak dari tahun ke tahun.

Tetapi di sisi lain, Sri Mulyani gagal dalam menjalankan fungsi pengawasan pada jajaran internalnya.

Ke depan, fungsi pengawasan ini sangat penting dilakukan di Kementerian Keuangan. Bukan hanya dari para pejabat di Kementerian Keuangan, tetapi juga dari keluarga pejabat Kementerian Keuangan harus dilakukan pengawasan yang sangat ketat dan simultan. Terutama dalam kehidupan sehari-harinya harus diawasi agar dapat menjadi cerminan bagi para instansi-instansi lainnya.

Tidak ada yang salah jika para pejabat ini kaya raya, selama kekayaan mereka dapat dipertanggungjawabkan dihadapan publik. Darimana asal-usulnya kekayaan yang mereka dapat, dan bagaimana cara mereka mendapatkan kekayaannya. Tentunya ini dapat dilakukan dan dilaksanakan jika sistem ini difungsikan dengan baik. Jangan begitu ada masalah, baru menjalankan fungsi pengawasan internal.

Bahkan seakan sebagai bentuk keseriusannya, Sri Mulyani menggandeng KPK untuk melakukan pemeriksaan para pejabat di Kementerian Keuangan. Menurut saya, langkah ini hanya sebagai bentuk pencitraan sementara agar masyarakat masih tetap percaya kepada Kementeriaan Keuangan. Tapi tetap aja hasilnya gak maksimal, karena yang diperiksa cuma pejabat kelas bawah saja.

Harusnya jika ingin serius melakukan fungsi pengawasan internal Kementerian Keuangan, Sri Mulyani melibatkan semua unsur penegak hukum dan lembaga pemeriksa keuangan di republik ini. Seperti nelibatkan Kejaksaan Agung dan Kepolisiaan yang memiliki bidang intelejen yang profesional dan memiliki integritas tinggi yang mampu membongkar skandal hitam di Kementeriaan Keuangan.

Oh iya, dalam kesempatan ini saya juga ingin memberitahukan kepada Ibu Menteri Keuangan Sri Mulyani, ternyata masih diluar sana masih ada loh pengusaha yang tidak pernah membayar pajak sama sekali, padahal pengusaha ini banyak menjalankan usahanya di Indonesia seperti tambang emas, tambang batu bara, bahkan sampai usaha crypto dan bitcoin dijalankan pengusaha ini. Tapi herannya pajaknya tidak pernah dibayar, apa mungkin pengusaha ini kongkalinkong dengan pejabat terkait? Kebetulan saya punya semya data perusahaan pengusaha ini. Hehehe..

Salam sehat,

Sumber : Status Facebook Rouli Rajagukguk